Anda mungkin sudah bertanya-tanya mengapa orang Jepang sangat sering menggunakan masker bedah. Praktik budaya ini, yang begitu umum di Jepang, masih mengejutkan banyak pengunjung asing. Namun, kebiasaan ini memiliki berbagai alasan, mulai dari perlindungan terhadap penyakit hingga etika sosial dan preferensi pribadi. Mari kita menjelajahi pertanyaan ini secara rinci, membahas asal-usul, motivasi, dan dampaknya terhadap masyarakat.
Lihat juga: 10 Topeng Jepang Terkenal dan Artinya
Indeks Konten
Como penggunaan masker menjadi populer di Jepang?
Meskipun penggunaan masker telah mendapatkan lebih banyak visibilitas selama pandemi COVID-19, itu sudah menjadi praktik yang mapan di Jepang selama lebih dari satu abad. Gelombang popularitas pertama muncul setelah pandemi flu Spanyol pada tahun 1918, ketika pemerintah Jepang mendorong populasi untuk menggunakan masker guna mencegah penyebaran virus. Sejak saat itu, penggunaan masker telah menjadi langkah keamanan standar dalam situasi berisiko.
Pengaruh epidemi modern
Dalam beberapa dekade terakhir, wabah global seperti SARS (Sindrom Pernapasan Akut Parah) pada tahun 2003 dan flu burung telah berkontribusi pada popularisasi masker. Peristiwa ini menimbulkan ketakutan yang meluas terhadap epidemi baru, mendorong populasi Jepang untuk mengadopsi kebiasaan ini sebagai langkah pencegahan. Selama wabah tersebut, terjadi kekurangan masker, yang menyebabkan orang-orang menyimpan jumlah besar, semakin mengukuhkan kebiasaan tersebut.
Selain itu, polusi udara dan masalah kesehatan musiman, seperti febre do feno (Kafunsho), memperkuat gagasan bahwa menggunakan masker di tempat umum adalah cara yang bertanggung jawab dan diperlukan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.

Apa saja alasan utama orang Jepang menggunakan masker?
Penggunaan masker di Jepang jauh lebih dari sekadar pencegahan penyakit. Ada serangkaian alasan budaya, sosial, dan lingkungan yang menjelaskan praktik ini.
1. Pencegahan penyakit dan menghormati sesama
Salah satu alasan utamanya adalah keinginan untuk menghindari penyebaran kuman. Ketika seseorang mengalami flu atau pilek, penggunaan masker menjadi hampir suatu kewajiban sosial. Budaya Jepang menghargai kesejahteraan kolektif, dan banyak yang percaya bahwa mengenakan masker saat sakit adalah wujud penghormatan kepada orang lain.
Selain itu, masker membantu melindungi pengguna dari virus selama wabah musiman, seperti flu biasa. Ini adalah cara yang efektif untuk mengurangi penularan di tempat dengan kepadatan populasi tinggi, seperti kereta dan pusat perbelanjaan.
2. Alergi musiman (Kafunsho)
Alasan penting lainnya adalah demam hay, yang mempengaruhi jutaan orang Jepang setiap tahun, terutama selama musim semi. Serbuk sari yang dilepaskan oleh pohon cemara dan cedar Jepang menyebabkan reaksi alergi yang parah, seperti bersin, gatal pada mata, dan hidung tersumbat. Masker adalah solusi sederhana dan efektif untuk meminimalkan paparan serbuk sari, memberikan bantuan bagi mereka yang menderita alergi ini.
Kafunsho adalah masalah serius di Jepang, sehingga pemerintah memantau dan memberi informasi setiap hari tentang tingkat serbuk sari. Bagi banyak orang, memakai masker pada musim ini sama naturalnya dengan menggunakan payung saat hujan.
3. Alasan pribadi dan psikologis
Penggunaan masker juga memenuhi berbagai kebutuhan individu. Misalnya, beberapa orang menggunakan masker untuk menyembunyikan ketidaksempurnaan di wajah, seperti jerawat atau kurangnya riasan. Orang lain merasakan sensasi keamanan dan anonimitas saat menutupi sebagian wajah, terutama di lingkungan sosial di mana interaksi bisa menjadi tidak nyaman.
Kecanggungan adalah sifat umum di antara banyak orang Jepang, dan masker dapat berfungsi sebagai "penghalang sosial" yang membuat lebih mudah menghadapi kehidupan sehari-hari. Selain itu, ada juga mereka yang menggunakan masker untuk melindungi diri dari dingin di musim dingin atau dari polusi di kota-kota besar, seperti Tóquio.

Topeng sebagai bagian dari mode dan identitas
1. Pengaruh mode dan pemasaran
Jepang tidak hanya berfungsi sebagai pelindung; mereka juga telah menjadi aksesori mode. Seiring waktu, perusahaan mulai memproduksi masker dalam berbagai gaya, warna, dan bahan, beberapa bahkan dengan cetakan karakter anime atau merek terkenal. Fenomena ini mengubah apa yang dulunya merupakan alat medis menjadi barang fashion.
Banyak remaja dan anak muda mengadopsi topeng bergaya sebagai bentuk ekspresi diri, dan media sosial membantu mempopulerkan tren ini. Bahkan ada influencer yang membagikan tampilan yang memadukan topeng dengan pakaian dan aksesori.
2. Masker untuk kenyamanan dan privasi
Kenyamanan psikologis adalah faktor relevan lainnya. Dalam masyarakat yang menghargai ketertiban dan pengendalian diri, masker menawarkan rasa perlindungan, hampir seperti "pelindung" tak terlihat. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa mereka merasa lebih percaya diri saat mengenakan masker, terutama pada hari-hari ketika mereka tidak ingin menarik perhatian.
Além disso, ada pertanyaan tentang privasi. Di Jepang, di mana ruang pribadi sering kali terbatas karena kepadatan penduduk, masker memberikan cara untuk mengisolasi diri dan menjaga jarak tertentu dari orang lain.

Dampak budaya dan global penggunaan masker
1. Perubahan persepsi selama pandemi
COVID-19 telah mengglobalisasi penggunaan masker, dan praktik ini telah diadopsi secara luas di seluruh dunia. Jepang, yang sudah terbiasa dengan langkah ini, dilihat sebagai contoh persiapan dan penghormatan kolektif. Perubahan ini membantu menghapus stigma di banyak negara, di mana sebelumnya penggunaan masker dianggap aneh atau berlebihan.
2. Warisan topeng di Jepang dan sekitarnya
Meskipun setelah pandemi berakhir, penggunaan masker tetap menjadi hal yang umum di Jepang, dan banyak yang percaya bahwa ini akan terus berlanjut di masa depan. Praktik ini, yang mencerminkan budaya perhatian terhadap orang lain dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, menjadi pengingat akan pentingnya tanggung jawab bersama.
Akhirnya, Jepang mengajarkan kita bahwa kebiasaan sederhana dapat memiliki dampak besar. Apa pendapat Anda tentang tradisi Jepang ini? Apakah Anda mempertimbangkan untuk mengadopsi kebiasaan ini dalam hidup Anda? Bagikan pendapat Anda di komentar!